Kamalinews.co.id — Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap dunia pendidikan tetap menjadi prioritas bagi pemerintahan Ali Mazi-Lukman Abunawas (AMAN). Namun, dampak covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 lalu, tidak hanya membuat sektor kesehatan dan ekonomi menjadi terpuruk. Sektor pendidikan pun merasakan dampaknya.
Akibatnya, aktivitas pendidikan pun harus dihentikan hingga saat ini. Tentunya, hal tersebut tak membuat pemenuhan pendidikan bagi peserta didik tidak maksimal. Meski sejumlah cara telah dilakukan sebagai upaya penanggulangan dampak covid-19. Namun, perkembangan covid-19 yang mulai membaik, mulai dirasakan imbasnya.
Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai, Pemerintahan AMAN terus berupaya untuk menciptakan pemenuhan kebutuhan pendidikan secara maksimal. Sesuai dengan janjinya yang tertuang dalam visi dan misinya. Menggandeng Polda Sultra secara besama-sama program vaksinasi dengan tujuan para peserta didik pun dilakukan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Asrun Lio mengnuturkan bahwa, kegiatan vaksinasi pelajar ini bukan menjadi prasyarat untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM), “Namun, ini sebagai upaya dan usaha agar para peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran tetap sehat. Terhindar dari penularan Covid-19,” tuturnya saat dihubungi via selulernya, di Kendari, Jumat (10/9).
Terkait pelaksanaan PTM untuk tingkat SMA/SMK sederajat dan SLB di Sultra, Asrun mengatakan bahwa, pihaknya tetap akan mempertimbangkan kondisi kasus Covid-19 di Sultra. Jika trendnya sudah menunjukkan penurunan kemungkinan PTM akan dijalankan, namun tetap akan dilakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
Berdasarkan data vaksinasi covid-19 Provinsi Sultra, untuk kategori pelajar, ditargetkan ada 296.410 remaja/peserta didik yang akan menjalani proses vaksinasi. Hingga Jumat, 10 September 2021, remaja yang sudah mengikuti proses vaksin tahap awal mencapai 35.009 orang dengan persentase 11,81 persen. Sedangkan untuk vaksin tahap II sudah mencapai 4.259 orang dengan persentase 1,44 persen.
Sekali lagi, Asrun menegaskan, bahwa program vaksinasi bukan menjadi prasyarat bagi peserta didik untuk mengikuti proses PTM. “Siswa yang akan divaksin tetap harus mendapatkan izin dari orang tua. Kalau ada yang keberatan ya tidak mungkin dipaksakan. Namun, kami juga terus memberikan masukan atas usaha agar terhindar dari bahaya covid-19, salah satunya tentu dengan mengikuti proses vaksinasi,” ungkapnya.
Untuk diketahui, sejumlah tempat atau sekolah yang telah menggelar proses vaksinasi diantaranya adalah, SMAN 1 Kendari, MAN 1 Kendari, SMPN 5 Kendari, SMAN 4 Kendari, SMAN 8 Kendari, SMAN 10 Kendari dan MTSN 2 Kendari. Kemudian, Ponpes Al-Mukhlis, SMPS Kesehatan, SMKS Kesehatan Mandonga dan Kesehatan Kendari, SMPN 15, SMPN 23, SMPN 22, SMPN 20, SMP/SMA TQ Muadz bin Jabal, gabungan SMA/SMK swasta yakni Hasrati, Hidayatullah, Ilmiah, Karya Purn, Muhammadiyah, Oikumene, PGRI, Sejahtera, Dewi Sartika, SMKN 7, Telkom, Bina Bersama, Eka Bhakti, Life Skill, Maritim Muhamadiyah, Pelayaran Kendari, Kelautan dan Perikanan dan Tunas Husada.
Dan untuk gabungan SMP swasta yakni, Barakati, Bina Insan Mandiri, Ibnu Abas, Integral Hidayatullah, Hasrati, Sejahtera, Satria, Insatama Kendari, Ilmiah dan Oikumene. (yog)