KAMALINEWS.CO.ID – Kabupaten Konawe merupakan wilayah yang dikenal sebagai lumbung beras di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Indikatornya dapat dilihat dari hasil produksi beras saat panen setiap tahun selalu saja melimpah.
Meski hasil panen yang melimpah, ada tantangan yang harus diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe. Diantaranya, serapan hasil panen para petani di Konawe.
Pasalnya, gudang penyimpanan milik Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Drive Unaaha yang terletak di Kelurahan Tobeu, Kecamatan Unaaha itu memiliki kapasitas yang terbatas.
Tantangan ini juga berdampak turunnya harga jual gabah ditingkat petani yang dimana seharusnya harga pokok penjualan (HPP) Rp. 4.200/Kg turun menjadi di harga sekitar Rp. 3.500/Kg. Hal ini membuat para petani mengeluhkan harga jual tersebut yang dirasa kurang memuaskan.
Mengatasi tantangan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe memiliki strategi tersendiri dalam menyerap hasil panen gabah milik para petani di Konawe.
Seperti yang diungkapkan Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, Kamis (29/4/2021). Ia mengatakan pihaknya bakal mengurangi stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini.
“Kita ingin mengurangi stok Bulog, karena di Bulog sekarang ini kapasitas gudangnya kan 5 ribu ton berarti kalau di konversi gabah kering panen, Bulog itu dia hanya bisa menampung 10 ribu ton gabah untuk (Panen) kemarin ini,” ungkap Gusli diruang kerjanya.
Sehingga, kata dia, Daya tampung yang terbatas itu membuat sekitar 150 ton gabah yang ada di luar gudang tidak bisa ditampung oleh penggilingan. Sedangkan Bulog sendiri tidak bisa membeli sebab masih ada stok di gudang penyimpanan.
Olehnya itu, Pemkab Konawe mengundang pihak Bulog untuk bersama mencari solusi atas tantangan ini.
“Kita cari bagaimana caranya supaya Bulog juga bisa segera mengintervensi pasar dengan membeli beras yang ada di penggilingan,” kata mantan Ketua DPRD Konawe ini.
Setelah membahas persolan itu secara bersama, Pemkab Konawe bersama Bulog menyepakati langkah dan strategi yang akan ditempuh dalam rangka mengurangi stok Bulog yang ada di gudang.
Diantaranya, mendistribusikan beras kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang ada di Kabupaten Konawe.
“Kurang lebih 7 ribu ASN kita. ASN itu kan ada tunjangan berasnya, supaya per pegawai itu didistribusikan 10 kg/bulan. Insya Allah besok kita godok regulasinya,” lanjut politisi partai amanat nasional (PAN) ini.
Dengan demikian, stok beras yang ada di gudang Bulog itu akan terserap sebanyak 70 ton perbulannya.
Selain itu, Pemkab Konawe juga merancang strategi lainnya yakni penyerapan stok beras Bulog melalui industri yang ada di Konawe seperti PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI), PT Tani Prima Makmur (TPM), PT Utama Agrindo Mas (UAM).
“Ketiga perusahaan ini bisa juga mengambil langsung ke Bulog dengan (beras) kualitas premium,” kata Gusli.
Dimana, ketiga perusahaan ini jika di total memiliki karyawan sebanyak 22 ribu orang. Sehingga, pendistribusian stok beras Bulog dapat tercapai sekitar 220 ton/perbulannya.
Secara keseluruhan, jika dijumlahkan maka sekitar 300 ton perbulan beras yang berasal dari para petani di Konawe ini akan terserap.
Gusli menegaskan, pihaknya juga bakal menindak tegas jika terdapat pembelian gabah ditingkat tengkulak dibawah HPP.
“Kita tegas bahwa kalau ada kita dapatkan pembelian ditingkat tengkulak sekarang informasi sudah harga 3.500, maka pemerintah daerah tidak akan main-main dan ini bukan geretak sambal,” tegasnya.
Sebab, Ia mengatakan, hal ini menyangkut 70 persen masyarakat Kabupaten Konawe yang berprofesi sebagai petani. Sehingga pihaknya konsen agar stabilitas harga dapat terjaga.
Selanjutnya, Gusli mengatakan, pihaknya telah memerintahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Konawe agar Sistem Resi Gudang (SRG) yang ada di Kecamatan Wonggeduku diambil alih.
Dimana, nantinya SRG ini bakal dikelola oleh konsorsium Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Jadi SRG itu nanti akan dikelola oleh konsorsium Bumdes,” kata Gusli.
Gusli mengatakan, jika program SRG yang bakal dikelola konsorsium Bumdes ini berjalan maka akan membuat Kabupaten Konawe menjadi pionir terobosan dalam bisnis bidang pangan ini.
“Untuk menyelamatkan setiap panen raya petani kita, jadi mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik,” tandas Gusli. (AR).