KAMALINEWS.CO.ID — Senin, 12 Februari 2024, Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan rapat koordinasi bersama jajaran pemerintah seluruh Indonesia, guna membahas inflasi. Alhasil, di pembukaan tahun 2024, angka inflasi Sultra mengalami penurunan.
Hal itu diungkapkan oleh Asisten II Setda Sultra Yuni Nurmalawati. Ia mengatakan dalam rakar bersama Mendagri angka inflasi di Sultra dibangkan dengan angka inflasi nasional tentu sudah mengalami penurunan. Dimana awalnya tercatat di tahun 2023, diangka 3,7 persen, memasuki awal tahun, tepatnya di Januari 2024 tingkat inflasi dibawah rata-rata Nasional yakni Inflasi YoY sebesar 2,46 persen.
“Ada beberapa komoditas yang saat ini masih tetap menjadi penyumbang inflasi antara lain beras, jagung dan cabai,” tuturnya.
Meski begitu, Yuni mengungkapkan bahwa Pemerintah terus berupaya untuk menekan angka inflasi tersebut. Termasuk dengan bekerjasama dengan sejumlah pihak dalam menekan angka inflasi saat ini. “Ini semua tidak terlepas dari kinerja dan komitmen dari Pemerintah dibawah perintah bapak Pj Gubernur Sultra, bapak Andap. Tentu ini juga merupakan kerjasama dengan sejumlah element masyarakat yang ikut andil dalam menekan angka inflasi,” paparnya.
“Kita harapkan, angka inflasi ini terus turun,” harapnya.
Untuk diketahui, dalam arahanya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan bahwa inflasi nasional di bulan Januari 2024 adalah 2,57 persen (y-o-y). “Ini merupakan angka yang baik karena menurun dibanding inflasi Desember 2023 2,61 persen,” ungkapnya
Target inflasi di tahun 2024 ini yakni 2,5±1 persen, tertinggi 3,5 persen dan terendah 1,5 persen. “Inflasi bulan ke bulan, Januari 2024 terhadap Desember 2023 yaitu 0,04 persen (m-t-m), ini menunjukkan inflasi relatif terkendali” jelas Mendagri
“Komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada Januari 2024 adalah beras. “Selain itu ada juga komoditas jagung, bawang putih, dan gula pasir,” jelasnya.
Ia menambahkan, KPU meminta kepada jajaran Pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan hak pilih karena makin tinggi partisipasi pemilih akan memberikan legitimasi yang kuat kepada yang terpilih baik itu pimpinan negara ataupun legislatif karena memiliki legitimasi dipilih oleh rakyat dalam jumlah yang mayoritas.
Sementara itu, Direktur Statistik Harga Windhiarso Putranto mengatakan diawal bulan BPS telah menyampaikan rilis inflasi, dimana inflasi bulan ke bulan dari Januari 2024 yakni 0,04 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,57 persen dengan andil terbesar di sumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Pada Januari 2024, komoditas beras masih mengalami inflasi month-to-month yaitu sebesar 0,64 persen dengan andil sebesar 0,03 persen. Lebih lanjut disampaikan bahwa secara year-on-year, meskipun mengalami penurunan, komoditas beras masih mengalami inflasi yang relatif tinggi, yaitu sebesar 15,65% dengan andil sebesar 0,56%. Andil inflasi year-on-year yang disumbangkan oleh beras merupakan andil terbesar jika dibandingkan dengan komoditas lainnya.
“Secara nasional, jumlah Kab/Kota yang mengatur kenaikan indeks perkembangan harga sampai dengan M2 Februari naik dibandingkan pada Minggu sebelumnya” ungkapnya
Adapun komoditas yang mempengaruhi perubahan IPH pada Minggu ke-2 Februari yakni cabai merah, minyak goreng, telur ayam ras, beras, gula pasir, bawang putih dan bawang merah.
Usai mengikuti Rakor Inflasi.
Lebih lanjut, Bapanas telah menyampaikan saran bahwa untuk Pemda harus mewaspadai adanya cuaca ekstrim dan kedepannya La-nina yang harus kita jaga, jadi TPID bersama-sama untuk selalu berupaya mengindentifikasi sumber-sumber yang bisa menyebabkan terganggunya siklus pada ketersediaan stock kita.
Advetorial