Kamalinews.id — Kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok, Cina ke perusahaan raksasa Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Morosi, Kabupaten Konawe telah mendapatkan restu Pemerintah, jajaran Forum Kominikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan sejumlah tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra). Setelah sebelumnya, rencana kedatangan tersebut diminta untuk ditunda sementara, akibat dari dampak Covid-19 yang sedang melanda dunia. Tak terkecuali di Sultra.
Kemajuan daerah berserta dengan kesejahteraan masyarakat Sultra menjadi alasan utamanya. Setelah sebelumnya, kedatangan TKA juga merupakan kebijakan dari Pemerintah Pusat, berkaitan dengan investasi modal luar negeri. Kesepakatan itu pun diambil setelah diskusi terbuka, membahas rencana kedatangan 500 TKA asal China ke Morosi, Konawe, bersama Pemerintah, jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh lintas agama, akademisi termasuk Rektor juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah Perguruan Tinggi di Sultra.
Dalam diskusi tersebut, Gubernur Sultra, Ali Mazi menjelaskan, 500 TKA yang akan didatangkan oleh dua perusahaan raksasa yang bergerak dibidang pertambangan VDNI dan Obsidian Stainliss Steel (OSS) ini telah memenuhi prosedur sesuai dengan kententuan aturan yang ada. Mulai dari administrasi perizinan hingga protokol kesehatan penanggulangan wabah virus corona atau covid-19.
Menurutnya, dengan kedatangan TKA ke Sultra akan memberikan dampak positif bagi kemajuan pembangunan daerah, maupun kesejahteraan masyarakat Sultra. Ia menjelaskan bahwa, dampak yang paling cepat akan dirasakan oleh masyarakat adalah, penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, oleh perusahaan tersebut. “Kurang lebih, setidaknya akan ada penyerapan 3000 tenaga kerja lokal oleh PT VDNI dan PT OSS. Itu karena, satu TKA akan didampingi sekitar enam sampai tujuh tenaga kerja lokal. Nah ini sangat berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat kita,” tuturnya dalam rapat diskusi, Pemerintah, jajaran Forkopimda dan sejumlah tokoh masyarakat serta praktisi akademisi lingkup Sultra, di Rumah Jabatan Gubernur Sultra, di Kendari.
Politisi NasDem ini juga mengatakan bahwa, perusahaan raksasa yang bergerak dibidang mineral tersebut masih dalam tahap pembangunan. Jadi, untuk penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang jauh lebih besar masih sangat terbuka. Dari data yang ada, setidaknya saat ini ada sebanyak 11.270 orang tenaga kerja lokal yang telah bekerja di kawasan industri itu. “Belum jadi saja, 11 ribu orang telah terserap sebagai tenaga kerja. Bagaimana kalau jadi. Akan ada puluhan ribu tenaga kerja yang akan terserap. Dan tentu ini, akan berimplikasi pada perputaran dan pendapatan ekonomi daerah. Kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat pun dipastikan akan meningkat,” jelasnya.
Disisi lain, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sultra Inspektur Jendral (Irjend) Pol Merdisyam mengungkapkan bahwa pihaknya siap untuk mengawal kebijakan Pemerintah Daerah Sultra. Terlebih, berkaitan dengan kedatangan 500 TKA asal Cina tersebut memiliki sejumlah benefit bagi daerah juga termasuk masyarakat Sultra secara keseluruhan, khususnya bagi masyarakat sekitar di Morosi, Kabupaten Konawe.
“Kebijakan Pemerintah Daerah layak untuk didukung. Terlebih kebijakan tersebut nantinya akan membawa manfaat terhadap sisi kemajuan pembangunan daerah Sultra dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat Sultra,” katanya.
Sementara itu, perwakilan tokoh masyarakat Nasir Andi Baso mengungkapkan pihak Perusahaan (VDNI dan OSS) harus terbuka dalam hal komunikasi terhadap masyarakat. Tidak hanya kepada pemerintah, itu pun pemerintah pusat. “Agar tidak terjadi kecurigaan harus ada keterbukaan. Master plan pembangunan pabrik kedua perusahaan itu harus diekspose, agar kita tahu berapa kebutuhan tenaga kerja, termasuk TKA. Berapa lama pembangunan tersebut akan berlangsung, semua itu tertuang dalam master plan itu harus diungkap kepada publik,” pungkasnya.