Penanganan Bencana Alam dan Non Alam, BNPB Kucurkan Bantuan Miliaran Rupiah Ke Sultra

(Kika) Kapolda Sultra Irjend Yan Sultra Indrajaya, Gubernur Sultra Ali Mazi, Kepala BNPB Letjend Doni Munardo, Ketua DPRD Prov Sultra Abdurrahman Shaleh (Foto: Ewit /Diskominfo Sultra)
(Kika) Kapolda Sultra Irjend Yan Sultra Indrajaya, Gubernur Sultra Ali Mazi, Kepala BNPB Letjend Doni Munardo, Ketua DPRD Prov Sultra Abdurrahman Shaleh (Foto: Ewit /Diskominfo Sultra)

Kamalinews.id — Penanganan bencana alam dan non alam di Sultra, Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kucurkan bantuan dengan total anggaran ratusan miliar. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BNPB, Letnan Jendral Doni Monardo kepada, Gubernur Sultra, Ali Mazi.

Bukan angka sedikit, dalam rentan waktu 2019 sampai 2020 total anggaran BNPB yang diturunkan ke Sultra mencapai Rp 133.5 miliar. Selain memberikan bantuan dana dan alat kesehatan untuk penanganan covid-19, Kunjungan Kerja (Kunker) Doni ke Sultra guna menggelar rapat koordinasi (Rakor), membahas program penanggulangan bencana alam dan non alam (covid-19) yang saat ini masih terjadi.

Kedatangan Doni di ‘Bumi Anoa’ pun mendapat sambutan hangat oleh Pemerintah Daerah 17 Kabupaten/Kota. Dalam pertemuan yang digelar di Aula Merah Putih, Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, di Kendari Selasa (10/11/2020), Gubernur Ali Mazi menyampaikan persoalan-persoalan yang dihadapi Sultra khususnya terkait dengan pengendalian wabah Covid-19, yang saat ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang sukar dituntaskan.

Persoalan itu seperti, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan, kurangnya sumber daya manusia dalam hal analisis laboratorium, dan minimnya sarana prasarana tes Covid-19 seperti TCM (tes cepat molekuler) dan PCR. “Tes rapid sifatnya pengecekan awal saja. Sebab, pada banyak kasus, sudah rapid berkali-kali dan hasilnya non reaktif. Namun setelah di-swab, hasilnya positif. Oleh karena itu, kebutuhan kita lebih pada perlengkapan TCM dan PCR ini,” tutur Ali Mazi dihadapan Doni Munardo.

Disisi lain, Politisi Partai NasDem ini juga menyampaikan kebutuhan fasilitas kesehatan (Faskes) lain guna penanganan covid-19, seperti alat pelindung diri (APD) yang akan diperuntukan bagi petugas medis, baik itu dokter maupun perawat. “Ini semua demi menjaga benteng pertama sekaligus terkahir kami, saat menjalan tugas pencegahan atau pun perawatan pasien yang terpapar covid-19,” paparnya.

Suasana rapat koordinasi (Rakor) penanggulangan bencana alam dan non alam antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama 17 Pemerintah Daerah se-Sultra, (Foto: Ewit/Diskominfo Sultra)

Usai gubernur menyampaikan kendala dan kebutuhan pemerintah guna penanganan covid-19, Doni pun langsung menjawab dengan cepat. Ternyata, kedatangan Doni ke Sultra juga sudah membawa apa yang menjadi kebutuhan pemerintah untuk penanganan covid-19. Bantuan itu adalah, ventilator (2 unit), hand sanitizer (20 jerigen), masker kain (150 ribu lembar), masker medis (20 ribu lembar), shoe cover (2.000 pieces), gloves atau sarung tangan (500 pieces), googles (250 pieces), desinfektan sprayer (5 pieces), hand spray (1.000 pieces), faceshield (5000 pieces), dan APD premium (10 ribu pieces). Termasuk peralatan PCR Biosewoom (5.000 test), RNA Bionner (5.000 test), dan VTM+Swab KH medical (5.000 test), yang akan langsung diberikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas.

Tidak hanya memberikan bantuan untuk penanganan bencana non alam (covid-19) saja. Dalam kesempatan tersebut, Doni juga membawa sejumlah anggaran puluhan miliar yang diperuntukan untuk, penanganan paska bencana yang terjadi disejumlah wilayah di Sultra. Daerah yang mendapatkan bantuan tersebut adalah, Kabupaten Muna Barat dengan total anggaran sebesar Rp 8 miliar, Buton Rp 18.5 miliar Buton Tengah sebesar Rp 12.2 miliar dan Rp 126.7 juta yang diperuntukan untuk Pemprov Sultra.

Bantuan untuk tiga Kabupaten tersebut nanti baru akan dimulai pada tahun 2021, dengan bentuk pekerjaan fisik. Sebelumnya, pada tahun anggaran 2019, BNPB juga telah menyalurkan dana hibah serupa ke Konawe Utara, Kolaka Utara, Muna, Buton Selatan, Kota Baubau dan Kendari. Total anggaran BNPB yang diturunkan dalam rentang tahun anggaran 2019-2020 ke Sultra mencapai Rp 133.5 miliar.

Doni juga mempersilakan sejumlah jajarannya untuk menyampaikan perihal perkembangan Covid-19 Sultra melalui data yang direkap secara nasional. Salah satu yang dikemukakan adalah rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat Sultra terhadap kemungkinan mereka terserang Covid-19.

Berdasarkan hasil survei BNPB, persentase ketidakpercayaan masyaraklat Sultra terhadap Covid-19 mencapai 22,36 persen. Posisi ini menempatkan Sultra dalam posisi keempat nasional. Kendatipun demikian, di kalangan masyarakat juga mulai tumbuh kesadaran untuk melakukan edukasi secara sukarela ke masyarakat. Salah satu elemen masyarakat tersebut adalah komunitas wartawan.

“Mereka menggabungkan diri pada Forum Jurnalis Perubahan Perilaku (FJPP) yang berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat melalui tulisan-tulisan mereka. Sebanyak 89 orang jurnalis di Sultra tergabung forum tersebut. Saya sangat mengapresiasi hal ini,” pungkasnya. (mid)

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp