Kamalinews.co.id — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan lahan seluas sekitar 30.000 hektar untuk menjadi areal penanaman padi di daerah itu.
“Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara kita akan membuat lahan sekitar 30.000 hektare untuk khusus menanam padi,” kata Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi di sela-sela kegiatan pelepasan 1.000 ton beras yang akan dikirim oleh Bulog Sultra ke Bulog Sulawesi Utara, di Kendari, Rabu.
Lahan tersebut terbagi di beberapa daerah sentra produksi padi di Sulawesi Tenggara di antaranya Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Bombana dan Kolaka Utara.
“Saya juga sudah meminta empat kabupaten yang betul-betul bekerja khusus di bidang penanaman padi yakni Bomana, Konawe Selatan, Konawe dan Kolaka Utara,” ujar dia.
Selain keempat daerah tersebut, Ali Mazi juga meminta kepada Bupati Kolaka Timur agar juga menyiapkan lahan sekitar 7 ribu hektare untuk penanaman padi.
Ali Mazi menargetkan Provinsi Sulawesi Tenggara bisa menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional khususnya wilayah Indonesia Tengah dan Timur yang tidak memiliki lahan persawahan yang cukup.
“Tahun 2021 ketersediaan beras di Sulawesi Tenggara surplus. Kalau penanaman di 30.000 hektare dilakukan empat kabupaten, akan sangat membantu seluruh Indonesia yang tidak memiliki lahan persawahan yang cukup luas,” ujarnya.
Ali Mazi juga menuturkan, ketika nantinya lahan seluas 30.000 hektar tersebut telah ditanami padi dan dilaksanakan panen. Bulog Sultra diharapkan tetap dapat menyerap hasil produksi petani. Pihaknya juga akan menyiapkan anggaran untuk menyerap beras petani nantinya.
Bahkan dalam pemasaran beras petani ke depannya, ia mengaku sebagai Ketua Gubernur Provinsi Kepulauan, ia akan membangun kerjasama dengan gubernur gubernur yang ada provinsi lainnya seperti Maluku, Papua, Papua Barat, dan provinsi lainnya.
Kepala Perum Bulog Divre Sultra Ermin Tora mengatakan saat ini stok beras di gudang-gudang Bulog Sultra khususnya di sentra produksi penuh mencapai 13 ribu ton. Dengan berkurangnya 1.000 ton tidak akan mempengaruhi ketersediaan pangan di Sultra.
“Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai provinsi yang mengalami surplus produksi tentu harus ada upaya-upaya sehingga surplus ini bisa terserap keluar dari Sulawesi Tenggara,”
Bahkan pengiriman beras ke daerah-daerah lain dapat memberi ruang bagi gudang Bulog untuk melakukan penyerapan apalagi di bulan Agustus dan September akan berlangsung panen berikutnya. (Adv)