KAMALINEWS.CO.ID — Pemerintah kabupaten (pemkab) Konawe memaksimalkan upaya penanganan kasus stunting diwilayah setempat. Sinergitas dengan sejumlah pihak, dilakukan pemkab agar angka stunting sebesar 28 persen di Konawe, bisa turun. Termasuk, kolaborasi lewat program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang diyakini dapat menekan prevelensi kasus tengkes di Konawe.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Konawe, Tam Sati Sam mengatakan, BAAS merupakan bentuk tindaklanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang holistik, integratif dan berkualitas. Yang mana, lewat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi diantara pemangku kepentingan, angka stunting bisa berkurang diseluruh wilayah RI.
“BAAS ini seperti orang tua asuh. Yang masuk dalam program BAAS, terdiri dari unsur Forkopimda, Camat, pihak perbankan dan dunia usaha, serta lain sebagainya,” ujar Tam Sati Sam, Kamis (30/11).
Mantan Camat Amonggedo itu menuturkan, nantinya orang tua asuh akan berkoordinasi dengan puskesmas setempat dalam mengidentifikasi penderita stunting. Kemudian, BAAS tersebut akan untuk memberikan asupan makanan yang dibutuhkan selama enam bulan kedepan bagi penderita tengkes.
“Namun tetap berkoordinasi dengan petugas kesehatan di Puskesmas. Jika si anak penderita stunting harus diberi telur, mereka akan berikan telur atau yang lainnya. Maksudnya, supaya bisa tepat sasaran,” ucapnya.
Tam Sati Sam menyebut, BAAS merupakan program yang bersifat kemanusiaan. Dikarenakan kebanyakan indikasi stunting sangat identik dengan faktor ekonomi masyarakat.
“Dengan adanya BAAS di tengah-tengah masyarakat, sekiranya dapat membantu kebutuhan pangan bagi penderita stunting,” harapnya.
Penulis: Admin