Pemerintahan KSK-GTS Tak Akan Biarkan Sejengkal Wilayah Konawe Dicaplok Kabupaten Lain

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara dan Kabag Humas dan Protokoler Pemerintah Kabupaten Konawe, Sukri Nur menunjukan wilayah yang diserobot, Selasa (25/5/2021).

Kamalinews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe yang dipimpin oleh Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa (KSK) dan Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara (GTS) menegaskan tak akan membiarkan sejengkal wilayah Kabupaten Konawe dicaplok oleh Kabupaten lain.

Pernyataan ini dikatakan oleh Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara diruang kerjanya, Selasa (25/5/2021).

“Kita tidak berfikir untung rugi, tapi dimasa pemerintahan kami berdua KSK-GTS, kami tidak ingin satu jengkal pun wilayah kami yang lepas dari negeri tanah para leluhur ini,” ujar Gusli.

Pernyataan itu Ia lontarkan akibat dari penyerobotan lahan yang diduga dilakukan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara (Konut), Kolaka Utara (Kolut) dan Kabupaten Morowoli, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Gusli mengatakan, wilayah Konawe yang terletak di Kecamatan Kapoiala telah dicaplok Konawe Utara.

Dimana, secara historis tapal batas kedua wilayah itu pada masa lampau saat wilayah Kecamatan masih menggunakan distrik, Distrik Lasolo berbatasan langsung dengan Distrik Sampara. Kedua distrik itu dipisahkan oleh Kali Motui.

Keterangan Foto : Waki Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara saat menunjukan peta yang diduga telah dicaplok oleh Kabupaten Konawe Utara (Konut), Selasa (25/5/2021).

Gusli melanjutkan, secara Geografis batas antara Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara dan Kecamatan Kapoila, Kabupaten Konawe yaitu tetap berdasarkan secara historis.

“Menggunakan kali motui dan bukan saluran sekunder,” lanjut Gusli.

Secara filosofis, yakni menggunakan logika pemekaran Kabupaten Konawe Utara yang dimekarkan dari Kabupaten induk yakni Konawe.

“Yang memekarkan Konawe Utara inikan Konawe, seharusnya menggunakan peta yang sudah ditetapkan dan dibataskan baik oleh para leluhur kita, oleh pemerintah sebelumnya sampai dimekarkannya Kabupaten Konawe Utara,” kata Gusli.

Kata Gusli, Pemerintah Kabupaten Konawe bakal mengirim surat ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait persoalan penyerobotan wilayah Konawe ini.

Agar batas wilayah yang sudah dicaplok Konawe Utara yakni di Kecamatan Kapoiala seluas 1.831 hektar dikembalikan ke pangkuan negeri para leluhur tanah kerinduan Kabupaten Konawe.

Selain di wilayah Kecamatan Kapoiala, Gusli juga menyayangkan penyerobotan wilayah di Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe.

“Batas wilayah sebelah utara Kabupaten Konawe, yaitu di Routa tepatnya di Lawali, pemerintah Kabupaten Konawe Utara sudah memindahkan tapal batas dan menyerobot wilayah Kabupaten Konawe seluas 67.669 hektar,” ujar mantan Ketua DPRD Konawe ini.

Keterangan Foto : Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara didampingi Kabag Humas dan Protokoler, Sukri Nur saat menggelar konferensi pers terkait tapal batas Kabupaten Konawe, Selasa (25/5/2021).

Politisi Partai Amanat Nasional ini menjelaskan awal mula pemekaran Kabupaten Konawe Utara yang tak luput dari perannya saat itu bersama dengan Bupati Konawe Utara, Ruksamin yang masih menjabat sebagai Anggota Dewan Ketua Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), Tahsan Tosepu Ketua Fraksi PKS, Siti Suleha Ketua Fraksi PDIP, Ones Balaka Ketua Fraksi PAN, dan Hakim Johar Ketua Fraksi PNBK.

“Jadi kami berenam ke Kemendagri dipimpin oleh almarhum Wakil Ketua DPRD Kabupaten Konawe saat itu H Umar Tjong, menemui Kemendagri didamping oleh mantan Sekda Konawe yaitu Drs Aswad Sulaeman untuk menemui Dirjen POT Pak Situmorang pada saat 2006 untuk pemekaran Konawe Utara Tahun 2007,” jelasnya.

Gusli melanjutkan, Peta wilayah pemekaran yang dimaksud dan disepakati oleh fraksi-fraksi yang hadir pada saat itu telah dirubah saat ini. Sedangkan peta wilayah tahun 2006 itu juga tidak diserahkan ke Kemendagri.

“Secara tegas, pemerintah Kabupaten Konawe meminta daripada saudara ku, H Ruksamin untuk berbesar hati untuk mengembalikan ada sekitar 70 ribu hektar wilayah Kabupaten Konawe ke pangkuan negeri tanah para leluhur Kabupaten Konawe,” tegas Gusli.

Pemerintah Kabupaten Konawe melalui Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara juga menyoroti tapal batas Kabupaten Konawe dan Kolaka Utara.

Gusli mengungkapkan, sekitar 5.692 hektar wilayah Konawe diserobot oleh Kabupaten Kolaka Utara. Selain itu, penyerobotan wilayah juga terjadi di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.

“Telah diserobot wilayah kami di sebelah utara perbatasan Morowali kurang lebih seluas 70 ribu hektar,” ungkap Gusli.

Gusli berharap, Wilayah Kabupaten Konawe yang telah diserobot itu dikembalikan ke Kabupaten Konawe. Pasalnya, kata dia, Tanah itu untuk rakyat khususnya untuk masyarakat Kabupaten Konawe.

Ia menegaskan, pihaknya tidak akan mentoleransi penyerobotan wilayah Konawe ini oleh Kabupaten lain. (AR).

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp