KAMALINEWS.CO.ID — Imbas perilaku bengis dari sang ayah hingga membuat sang anak di Kecamatan Amonggedo
hamil, Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe akan menggelar upacara penyucian alias Mosehe Wonua. Perbuatan bejat itu kini telah dilaporkan langsung oleh Camat Amonggedo, Hj Megawati ke pihak berwajib, Senin (8/5).
Camat Amonggedo Hj Megawati mengatakan, dugaan rudapaksa yang dilakukan seorang pria kepada anak kandungnya di Amonggedo, telah dilaporkan ke Polsek Pondidaha. Ia mengaku, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa memberi atensi kepadanya secara pribadi untuk mempercepat penyelesaian kasus tersebut.
“Kasus itu sudah saya laporkan ke Wakapolsek Pondidaha Ipda Muhammad Salim Zainal Ahuddin. Saat melapor, saya juga didampingi Kepala Desa (Kades) yang warganya terkait dengan kasus tersebut,” ujar Hj Megawati, Selasa (9/5).
Hj Megawati menerangkan, selain membawa kasus itu ke jalur hukum, pihaknya selaku pemerintah kecamatan Amonggedo juga akan menyelesaikan tugas lain yang diperintahkan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa. Yakni, instruksi untuk menggelar ritual Mosehe Wonua. Ritual itu dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan kampung agar terhindar dari bala bencana
“Saya akan bertemu dulu dengan Puutobu (Kepala Adat) untuk membicarakan terkait Mosehe Wonua. Satu dua hari ini kita akan laksanakan,” tuturnya.
Sebagai informasi, kasus pria di Amonggedo menghamili anak kandung sendiri, bermula ketika korban berkuliah di Kendari. Biaya selama kuliah akan ditanggung oleh ayah dan saudaranya. Ayahnya membantu biaya kebutuhan sehari-hari, sedang saudaranya membantu biaya kos. Aksi bejat itu dilakukan saat si ayah pergi mengantarkan langsung biaya kuliah ke kamar kos anaknya di Kendari. Korban pun tak bisa berbuat banyak, kecuali menutup rapat-rapat aib tersebut.
Seiring waktu, korban pun hamil. Selama mengandung, pihak keluarga tidak ada yang mengetahuinya. Masalah mulai terkuak saat korban telah melahirkan. Saat itu, pihak keluarga berupaya bertanya kepada korban perihal siapa ayah dari anak yang dilahirkan. Akan tetapi, korban enggan membocorkannya. Setelah merenung dan memberanikan diri, korban kemudian menuliskan pesan untuk keluarganya. Dari situlah, kelakuan si ayah bejat akhirnya terbongkar. (yog)