Pasien Positif Covid-19 di RS Bahtermas Tersisa Satu Orang

Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi SH
Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi SH

Kamalinews.id — Upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19 terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sultra. Termasuk, mencoba ramuan tradisonal atau jamu sebagai obat penyembuhan Covid-19 pun ditempuh. Alhasil, total 49 pasien yang dalam perawatan Rumah Sakit (RS) Bahtermas, kini tersisa satu orang saja.

Gubernur Sultra Ali Mazi mengungkapkan rasa syukurnya bahwa, tren kesembuhan wabah Covid-19 di Sultra menurun. Ia mengungkapkan bahwa, Pemerintah berkomitmen melakukan berbagai cara, untuk mencegah juga memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Kalau dari grafik data penyebaran Covid-19 di Sultra itu berada pada tanggal 22 Mei. Alhamdulillah, trennya positif saat ini menurun dan untuk yang sembuh jauh meningkat,” tuturnya saat berdiskusi dengan awak media, di Rumah Jabatan Gubernur Sultra, di Kendari, Selasa (16/6).

Politisi NasDem ini mengungkapkan, berbagai upaya terus ditempuh oleh Pemerintah. Salah satunya juga adalah menyediakan peralatan uji swab mandiri dan juga menggelar rapid test secara masal secara gratis. Langkah lain yang cukup unik adalah, mencoba ramuan tradisional atau jamu yang dianggap bisa menjadi obat kesembuhan, bagi pasien positif Covid-19.

“Berbagai upaya tentu kita lakukan. Termasuk kemarin, mencoba memberikan obat herbal atau orang sebut jamu. Memang belum memiliki kajian ilmiah, dan juga belum ada pembuktian secara akademis. Tetapi, usai mengkonsumsi jamu tersebut kini pasien di RS Bahtermas tersisa satu orang saja. Itu juga tinggal menunggu hasil uji swab sekali lagi sebagai follow up swab sebelumnya. Jika dinyatakan negatif, satu pasien itu sudah dapat diperkenankan pulang,” ungkapnya.

Selain di RS Bahtermas. Uji coba jamu tersebut juga diberikan kepada pasien di RS Kota Kendari dan Bhayangkara. “Pemberian itu juga sudah disetujui oleh pihak Direktur RS Sakit dan tentu tidak ada paksaan. Yang mau saja. Hasilnya pun di Kota Kendari bekerja dengan baik. Termasuk klaster yang dari Sukabumi. Total 11 orang, 9 orang diantaranya sudah dinyatakan negatif. Sisa dua orang saja,” katanya.

Mantan politisi Golkar ini juga mengungkapkan bahwa, pihaknya mendapatkan informasi terkait jamu tersebut dari rekanan yang berada di Surayabaya. “Kita dapat informasi ada obat yang bisa mencegah atau mengobati. Apa salahnya kita coba. Selama niatnya positif kita usahakan. Alhamdulillah hasilnya sangat baik. Meski memang belum ada pembuktian secara ilmiah apakah akibat obat itu atau buka, karena penyakit ini datang dari tuhan. Kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin dan hasilnya tuhan yang menentukan,” pungkasnya.

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp