Kamalinews.id — Pandemi covid-19 hingga saat ini masih terus berlangsung. Namun, sadar akan potensi yang besar disektor pariwisata, Pemerintah Provinsi Sultra terus menjadikan pembangunan Pariwisata Sultra sebagai perhatian. Hal tersebut dapat dilihat, salah satunya adalah pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa yang sampai saat ini masih terus berjalan.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra Drs La Ode Saifuddin menuturkan bahwa, Sultra memiliki potensi dan daya tarik yang besar dan beragam, khususnya di sektor pariwisata. Setidaknya,kurang lebih ada 2.067 obyek wisata yang terdiri dari 881 wisata budaya, 1.082 Wisata alam, dan 104 wisata buatan yang ada di Bumi Anoa. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dapat terkelola dengan baik.
Untuk itu, dimasa Pemerintahan Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas memiliki gagasan untuk menciptakan kawasan terpadu pariwisata, melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra. Gagasan tersebut dinilai tidak hanya akan menambah pundi-pundi penghasilan daerah. Namun, kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Sultra dapat terwujud.
Meski begitu, masih ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan untuk bisa membangun sektor pariwisata secara baik dan maksimal. Ia menjelaskan bahwa, minimnya infrastruktur dasar dan infrastruktur penunjang di destinasi merupakan salah satu kendala. “Seberapa pun besar potensi wisata yang kita miliki, semuanya akan mubazir bila tidak tersedia sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk itu. Olehnya itu, Pemerintah Provinsi bersama kabupaten dan kota akan terus berupaya untuk meningkatkan sinergi dalam mengembangkan sektor pariwisata agar bisa menjadi andalan pertumbuhan ekonomi daerah kita,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa, Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah penyelesaian dengan merumuskan beberapa kebijakan antara lain, mendorong pembangunan dan peningkatkan kapasitas infrastruktur dasar dan infrastruktur penunjang pariwisata yang meliputi sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan konektivitas antar destinasi serta kemudahan akses bagi para wisatawan. Selain itu, peningkatan amenitas seperti akomodasi, kuliner, toilet standar, kebersihan di destinasi dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. “Selain itu, masalah penting lainnya adalah penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan bagi peningkatan sector pariwisata,” jelasnya.
Syaifuddin menuturkan bahwa, Pemerintah daerah menyadari pembangunan disektor pariwisata membutuhkan investasi yang sangat besar. Sehingga, diperlukan peran serta dari seluruh stakeholder untuk keberhasilannya. Untuk itu peran serta masyarakat dan pihak swasta dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan investasi sektor pariwisata di daerah menjadi hal mutlak.
“Sekarang Pemerintah telah membuat Perda Sulawesi Tenggara Nomor 5 tahun 2016. Dimana kebijakan itu menetapkan beberapa kawasan di Sultra menjadi, kawasan strategis pariwisata salah satunya adalah destinasi wisata pantai Toronipa dan sekitarnya. Kawasan ini diciptakan agar dapat memicu daya saing bagi investasi disektor pariwisata,” katanya.
Memastikan hal tersebut dapat tersebut, Syaifuddin juga mengungkapkan bahwa, pemerintah tengah konsisten untuk membangun dan menyiapkan sejumlah infrastruktur dasar berupa jalan dan infrastruktur penunjang Selain itu, kemudahan regulasi berupa kepastian bagi pihak swasta dalam hal perizinan. “Kemudahan dan kepastian ini menjadi tolak ukur bagi pihak swasta akan berinvestasi dan menyimpan assetnya. Investor paling mencari kawasan yang mudah dari sisi regulasinya. Peningkatan tata kelola destinasi di obyek wisata, layanan terhadap para wisatawan yang berkunjung. Kita ketahui di kawasan toronipa sudah banyak obyek wisata yang telah dikembangkan baik oleh masyarakat maupun pihak swasta,” paparnya.
Sedangkan untuk penyelesaian masalah SDM, Pemerintah Daerah menginisiasi melalui Dispar Sultra untuk bekerjasama dengan Kementerian pariwisata untuk melakukan berbagai macam upaya, seperti sertifikasi dan pelatihan bagi pelaku usaha terutama menyiapkan SDM masyarakat di destinasi. “Untuk meningkatan akses informasi, Dinas Pariwisata akan melakukan promosi dan pemasaran wisata secara maksimal. Dengan bantuan kementerian pariwisata, kita memiliki slot dan peluang mengikuti pasar wisata dalam negeri dan mancanegara. Mencermati perkembangan teknologi informasi saat ini, kami juga mendorong promosi wisata dilakukan secara digital sesuai dengan preverensi pasar dan karakter destinasi yang ada. Membranding destinasi toronipa sebagai destinasi wisata bahari, destinasi olah raga dan wisata buatan (Ecoresort) sekaligus menjadi hub bagi destinasi wisata di sekitarnya,” pungkasnya.