Kamalinews.id — Sejumlah langkah diambil Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) untuk mengembalikan sektor pariwisata yang mati suri akibat pandemi Covid-19. Salah satu langkah yang dilakukan adalah kolaborasi organisasi perangkat daerah (OPD) guna optimalisasi pengembangan spot wisata yang ada di Sultra.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra, La Ode Syarifuddin menerangkan bahwa, musibah pandemi covid-19 membuat sektor pariwisata sempat mati suri. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata merosot tajam tak bisa dihindari. “Kini, dengan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan daerah, perlahan sektor pariwisata di Sultra melakukan recovery,” tuturnya saat dihubungi via selulernya, kemarin di Kendari.
Lanjut Syaifuddin mengungkapkan bahwa, optimalisasi spot wisata pun digenjot, dengan harapan dapat kembali menyedot minat wisatawan agar kembali mau berkunjung. Gubernur pun memerintahkan agar OPD melakkukan kolaborasi untuk menunjang kinerja yang maksimal. “Untuk di Pariwisata sendiri, yang baru saja kita lakukan adalah kolaborasi bersama Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sultra guna pemenuhan kebutuhan listrik dispot wisata Pulau Bokori,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan hasil perhitungan, Bokori membutuhkan listrik dengan daya sebesar 1 megawatt. “Untuk saat ini, ESDM pun sedang melakukan upaya agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pemanfaatan jaringan dengan lobi Kementerian ESDM, Pariwisata hingga Maritim pun ditempuh untuk mendapatkan suplai listrik tersebut. Termasuk dengan komunikasi kepada pihak PLN pun juga dilakukan untuk mendapatkan pasokan listrik dengan sumber energi baru terbarukan,” paparnya.
Tidak hanya kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih pun akan dioptimalkan dispot wisata Pulau Bokori. “Kemarin sudah kita bicarakan dengan Kementerian Pedesaan. Saat ini tinggal menunggu hasil, seperti apa mekanismenya saja,” imbuhnya.
Selain Bokori, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pariwisata dan Dinas ESDM pun akan mengoptimalkan spot wisata dengan pemenuhan kebutuhan listri di Pulau Labengki. “Di Labengki juga direncakan untuk dipenuhi kebutuhan listriknya. Kebetulan disana juga sudah ada investor yang masuk, namun pemenuhan listriknya belum bisa dilakukan, selama ini masih menggunakan genset. Namun, untuk besaran kebutuhan listri disana masih dilakukan perhitungan. Kita harapkan rencana ini bisa dilakukan,” ungkapnya.
Dengan optimalisasi spot wisata tersebut, Syaifuddin mengharapkan paska diberikannya izin spot wisata itu dibuka untuk umum, maka PAD dari sektor wisata dapat kembali terdongkrak. “Harapannya, spot-spot wisata di Sultra bisa kembali tumbuh,” pungkasnya (mid)