Inovasi Pertanian IP 300, Konawe Digenjot Menjadi Lumbung Beras Sultra dan Nasional

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa

Kamalinews.co.id – Kabupaten Konawe menjadi satu-satunya daerah lumbung beras di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pasalnya, setiap tahun hasil panen petani mengalami peningkatan. Tidak menutup kemungkinan, dimasa mendatang Kabupaten Konawe menjadi lumbung padi secara nasional dengan kualitas padi yang bisa bersaing.

Saat ini, Kabupaten Konawe melalui pemerintah kabupaten (Pemkab) yang di nahkodai Kery Saiful Konggoasa dan Gusli Topan Sabara mewujudkan program pertanian dengan inovasi melalui terobosan indeks penanaman (IP) 300. Areal persawahan yang dijadikan percontohan program IP 300 di Konawe, kini mulai siap dipanen.

Diantaranya, sawah garapan program itu berada Kelurahan Mekar Sari di kecamatan Tongauna. Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa saat melakukan panen raya padi di areal sawah pencanangan program IP 300 mengaku bangga atas kerja keras semua komponen.

Terkhusus kepada para petani yang menjadi ujung tombak kemandirian pangan di wilayahnya. Ia mengatakan, inovasi sawah IP 300 ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas padi para petani yang ada di Konawe.

Ia menambahkan, sebagai daerah yang perekonomiannya mengandalkan hasil pertanian, perlu adanya dukungan penuh pemerintah di sektor pertanian.

Panen Raya di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe

“Saya sangat bangga dan mengapresiasi semua petani. Konawe ini memang daerah pertanian. Kita sudah terkenal sebagai daerah lumbung beras berkat usaha semua petani di Konawe,” Kata Kery Saiful Konggoasa belum lama ini.

Pada waktu memberikan sambutan saat panen padi di kecamatan Tongauna, Ia juga turut berterima kasih kepada petani Konawe.

Menurutnya, para petani itu telah ikut mensukseskan program inovasi sawah IP 300 ini. Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konawe itu meminta kesuksesan program percontohan sawah IP 300 dapat diadopsi ke semua basis persawahan di Konawe.

Dengan begitu, produksi pertanian khususnya beras dapat merata di semua wilayah. Disisi lain, kata dia, faktor lainnya seperti irigasi teknis guna menunjang keberhasilan program prioritas pemerintah Kabupaten Konawe juga harus lebih dimaksimalkan.

“Kami dari Pemkab juga akan terus berupaya. Kita akan siapkan bibit padi berkualitas, jalan usaha tani (JUT) akan kita tingkatkan serta hal-hal lain untuk pengembangan pangan berkelanjutan,” ujar Kery Saiful Konggoasa yang juga politisi PAN Sulawesi Tenggara itu.

Bupati yang dikenal dengan sikap sederhana itu mengemukakan, pertumbuhan ekonomi di Konawe tak lepas dari kontribusi sektor pertanian. Dengan luas areal persawahan sekira 42.500 hektar, perekonomian Konawe ditopang oleh sektor pertanian.

Panen Raya di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe

Lebih lanjut pria dengan akronim KSK ini menuturkan, yang juga perlu dilakukan saat ini yaitu peningkatan harga jual gabah para petani.

“Pemerintah dalam hal ini Bulog, harus membeli beras petani sesuai standar harga yang ditetapkan. Kenapa barang-barang lain harganya mahal. Sementara, beras yang notabene makanan pokok kita ini seolah tidak ada harganya,” kata Bupati Konawe dua periode itu.

Sementara itu di tempat yang sama, seorang petani di Kecamatan Tongauna, I Made Mirta menuturkan, sawah yang dipanen langsung oleh Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, luasnya mencapai 2 hektare.

“Target per hektarenya itu 9,4 ton gabah. Kita optimis capai target itu,” ungkap petani konawe itu.

Made Mirta yang juga salah satu Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Inolobunggadue, Kecamatan Tongauna juga menyatakan akan siap menjalankan program pemerintah tiga kali tanam dalam setahun.

“Kami sudah duduk bersama ingin meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Konawe,” pungkas Made Mirta.

Katanya, melalui jenis padi MP1 ini GP3A Inolobungadue dengan luas lahan 200 hektare siap tiga musim tanam per tahun. Padahal sebelumnya hanya dua kali panen bahkan hanya sekali panen. Ia memperkirakan akan ada hambatan jika semua wilayah menerapkan hal tersebut. Hal itu dikarenakan kebutuhan alat pertanian masih kurang.

“Alat pertanian kita kurang, serta pupuk subsidi juga yang masih kurang,” keluhnya dihadapan Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa.

Tumpukan hasil dari pertanian padi di Konawe yang kini siap menjadi lumbung pangan nasional

Di lain pihak, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara Sultra, Muhammad Djudul menjanjikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada petani Konawe. Ia mengatakan bahwa bantuan alat mesin pertanian seperti drayer, kombayen, serta itu jonder akan memprioritaskan untuk petani di Konawe

“Kalau ada bantuan, Insya Allah di tempat ini kami akan prioritaskan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pengembangan padi di daerah itu sudah sejalan dengan kebijakan atau program strategis dari kementerian pertanian. Di mana saat ini program pertanian tidak lagi secara parsial tapi harus terintegrasi.

Di samping itu, kata dia, program strategis pertanian food estate yang tengah dikembangkan di Konawe Selatan dan Kolaka Timur. Untuk program ini disiapkan lahan seluas 1.700 hektare dan bisa ditambah hingga 3.000 hektare. Alokasi dananya sendiri, kementerian menyiapkan sekitar Rp 700 miliar untuk lahan seluas 1.700 hektar. (AR).

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp