Kamalinews.id — Memasuki era new normal atau normal baru, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra (Dikbud) menyiapkan sejumlah protokol kesehatan yang bakal diterapkan secara ketat di area sekolah. Penerapan secara ketat itu beradasar analisa, dimana Sekolah merupakan area paling potensial penyebaran beragam penyakit menular, dan wabah virus termasuk covid-19.
Meski begitu, Plt Kepala Dikbud Sultra Asrun Lio mengungkapkan agar masyarakat tidak perlu panik namun tetap waspada. Ia mengungkapkan bahwa, protokol kesehatan yang bakal diberlakukan diarea sekolah yakni, menghidupkan gerakan siswa Cuci Tangan Pakai Sabun. “Sederhana namun ini langkah utama pencegahan covid-19. Untuk itu para guru bisa membiasakan anak-anak untuk rajin mencuci tangan, baik sebelum memulai pelajaran di kelas mau pun saat berkegiatan di Sekolah,” tuturnya melalui siaran persnya di Kendari, Sabtu (27/6).
Ia juga mengungkapkan, pemerintah akan menyiapkan fasilitas pendukung guna menjalankan protokol kesehatan tersebut. “Tempat cuci tangan akan disediakan disetiap Sekolah. termasuk sanitizer, tisu basah dan kering serta tempat sampah untuk membuangnya,” imbuhnya.
Langkah lain protokol kesehatan diarea Seolah adalah, penyemprotan disinfektan secara rutin. Menurut Asrun itu perlu dilakukan oleh pihak sekolah mengingat ruang kelas umumnya tertutup dan menjadi ruang potensial penyebaran virus. “Ruang kelas, meja dan buku-buku yang sering disentuh banyak orang baiknya juga dibersihkan secara rutin untuk mengurangi berkembangbiaknya virus maupun bakteri. Kita harus jaga lingkungan sekolah kita,” ungkapnya
Protokol lain yang juga penting untuk dilakukan adalah, penggunaan masker kepada siswa dan tenaga didik. Menuturnya, masker tetap harus digunakan dimana pun, baik di ruang kelas belajar, kantin, maupun dilingkungan Sekolah lainnya. “Masker juga merupakan komponen penting dalam pencegahan penyebaran wabah covid-19. Bahkan tingkat keberhasilan mencapai 80 persen,” jelasnya.
Selanjutnya, unit kesehatan siswa (UKS) harus dihidupkan secara maksimal. Pasalnya, gejala awal virus corona tidak spesifik bahkan tidak ada perbedaan dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) seperti batuk dan pilek. Bisa berupa demam, batuk, sesak nafas, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, lemas, sakit kepala, dan nyeri otot. Untuk itu, guru disarankan mengetahui penyakitanya juga cara penanganan pertamanya.
“Langkah yang tepat ialah mengajak anak yang alami demam, lemas, pucat untuk segera cek suhu di ruang UKS. Kemudian untuk dikonsultasikan ke pusat layanan kesehatan terdekat. Prinsipnya penanganan yang cepat dan tepat akan mencegah penyakit bertambah parah,” pungkasnya.