Ekonomi Konawe “Survive” Ditengah Pusaran Pandemi

Sekda Kabupaten Konawe Ferdinand Sapan
Sekda Kabupaten Konawe Ferdinand Sapan

Kamalinews.co.id — Pemerintah kabupaten (pemkab) Konawe dibawah kendali duet Kery Saiful Konggoasa – Gusli Topan Sabara, kini kian menampakkan kegemilangannya. Pelan tapi pasti, pasangan berakronim KSK-GTS menghadirkan kemakmuran bagi warga di otoritanya. Angka pengangguran dan kemiskinan di Konawe terus berkurang tiap tahunnya. Dalam situasi pandemi Covid-19 pun, perekonomian di Konawe nampak baik-baik saja ketimbang daerah lain di Sultra.

Diawal-awal wabah Covid-19 masuk ke Konawe medio Maret 2020, dampak ekonomi memang sempat dirasakan warga. Namun dengan kesigapan pemangku kebijakan di wilayah setempat, dampak ekonomi itu bisa tertangani dengan cepat. Dari aspek ekonomi makro, pandemi tak begitu dirasakan dampaknya oleh masyarakat di Konawe. Hal itu lantaran kemandirian daerah di wilayah setempat yang ditopang oleh sektor pertanian dan manufaktur.

Produksi Beras Konawe tetap melimpah ditengah bencana covid-19

Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe, Ferdinand Sapan, mengatakan, Konawe bisa tetap survive dari situasi pandemi dikarenakan kondisi wilayah yang mandiri. Kemandirian dimaksud, yakni mandiri dari sektor pangan serta ditopangnya perekonomian dengan adanya kawasan pabrik pemurnian nikel di kecamatan Morosi.

“Sehingga dari sektor ekonomi secara keseluruhan kita tidak terpengaruh. Bahwa penderita Covid-19 itu ada, memang iya. Tapi itu akan sembuh selama prokes tetap dijalankan dengan baik,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Konawe itu, Jumat (29/1).

Meski demikian, Ferdinand tak memungkiri pandemi Covid-19 juga berimbas pada menurunnya angka pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, menurutnya, indeks pertumbuhan ekonomi di Konawe masih lebih baik ketimbang daerah lain di Bumi Anoa. Di perencanaan makro ekonomi tahun ini, pemkab Konawe mengupayakan pertumbuhan ekonomi bisa bertahan diatas 5 persen.

Kawasan industri milik Virtue Dragon Nickel Industry menjadi salah satu penopang perekonomian Sultra khususnya Konawe

“Mungkin di daerah lain ada yang nol bahkan minus akibat pandemi Covid-19. Target Konawe masih diatas 5 persen karena hakekat otonomi yang kita dorong untuk kemandirian daerah,” tambahnya.

Ferdinand menyebut, perekonomian Konawe yang terpengaruh akibat Covid-19, mungkin yang sifatnya saling membutuhkan. Misalnya, suplay beberapa barang dari luar daerah. Yang mana, barang itu memang dibutuhkan namun karena pandemi proses transportasinya menjadi sedikit terhambat.

“Namun terhadap makro ekonomi yang lain, saya kira tidak ada masalah. Petani kita masih panen bahkan kian meningkat produksinya. Penerimaan karyawan juga terus dilakukan di mega industri di kecamatan Morosi,” tandas mantan Kepala BPKAD Konawe itu. (Hen).

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp