Bamsoet Ingatkan Pemerintah Soal TKA China ke Konawe

kamalinews.id — Polemik tenaga kerja asing (TKA) di Sultra nampaknya masih menjadi sorotan. Sorotan itu kini berasal dari Senayan yakni, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo. Rencana pemerintah untuk tetap mendatangkan TKA asal China, ke Kabupaten Konawe harus dikaji ulang. Meski alasanya, untuk mempercepat pembangunan investasi smelter nikel.

Pria yang karib disapa Bamsoet ini mengungkapkan, dampak sosial yang menjadi pertimbangannya. Menurutnya, upaya memasukan TKA China ditengah pandemi Covid-19 bisa memancing keresahan di masyarakat. “Kita tengah fokus untuk memutus penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan membatasi akses orang asing masuk ke wilayah Indonesia, tapi kenapa TKA China masuk,” tuturnya Jumat (29/5).

Politisi Golkar ini pun meminta agar pemerintah untuk memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri, dalam hal upaya hilirisasi tambang di Indonesia. Termasuk dalam mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) dari Tiongkok dengan cara alih teknologi kepada SDM Indonesia.

“Oleh karena itu, termasuk untuk mempercepat pembangunan smelter pemerintah tetap harus memperhatikan situasi dan kondisi, serta mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Mantan ketua DPR itu juga mendorong pemerintah pusat dan daerah harus memiliki langkah konkret dan komitmen bersama dalam membatasi pergerakan orang selama masa pandemi Covid-19, guna memutus rantai penyebaran corona. “Saya mendorong pemerintah ke depannya dapat berfokus kepada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal atau dalam negeri, dengan memberikan pelatihan keterampilan, sehingga perusahaan tidak bergantung pada TKA,” tungkasnya.

Seperti ramai diberitakan, Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan 500 TKA asal Tiongkok sangat dibutuhkan di tengah upaya hilirisasi tambang di Indonesia. Sebab, kata dia, 500 TKA China yang rencananya datang pada akhir Juni atau awal Juli 2020 itu akan mempercepat pembangunan smelter nikel di Kabupaten Konawe

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp