Kamalinews.co.id — 5 September 2021, menjadi alaram bagi nahkoda Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi dan sang wakil Lukman Abunawas. Tak terasa kini masa pemerintahannya, telah memasuki usia tiga tahun. Cobaan demi cobaan terus dilalui untuk menunaikan amanah yang diberikan masyarakat 2018 lalu dalam perhelatan Pilkada Sultra.
Amanah itu pun kini telah dijalankan selama 3 tahun. Dalam expo bertajuk “membangun ditengah badai”, Gubernur Ali Mazi pun memaparkan sejumlah kinerja dan capaiannya selama ini. Tidak hanya laporan dalam bentuk pidato, pasangan dengan akronim AMAN ini pun mempertunjukan film pendek atas raihan kinerjanya selama ini.
Ali Mazi menuturkan bahwa, dalam bidang perekonomian Sultra sempat mengalami penurunan akibat dari pandemi Covid-19. Setidaknya, perekonomian Sultra mengalami kontraksi sebesar 0,65 persen. Dan angka itu merupakan yang terendah dalam 3 tahun terkahir dimana, ditahun sebelumnya selalu berada diatas rata-rata angka nasional yakni, 6 persen per tahun.
“Tapi dipertengahan tahun 2021, kita berhasil bangkit. Kondisi ekonomi berangsur membaik. Dimana angka pertumbuhan ekonomi kita saat ini sudah mencapai 4,21 persen. Dan itu lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pertumbuhan ekonomi pada triwilan II tahun 2020 lalu, yakni sebesar 2,59 persen,” tutur Ali Mazi.
Sedangkan untuk angka kemiskinan Berdasarkan ukuran ketimpangan, maka ketimpangan ekonomi di Sultra termasuk dalam kategori sedang. Di mana angka kemiskinan turun dari 11,32 persen menjadi 11 persen pada tahun 2018. Efek pandemi menyebabkan persentasenya kembali meningkat 66 persen. Kondisi ini terjadi karena banyaknya penduduk yang kehilangan pekerjaan sehingga rentan miskin, dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
“Indikator-indikator ini memberikan pesan bahwa pandemi sangat memukul pertumbuhan ekonomi Sultra, sehingga perlu dijawab melalui program dan kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Bagi AMAN, kekurangan dan kelemahan dalam waktu tiga tahun yang lalu, adalah pekerjaan rumah untuk lebih giat dalam membangun daerah dalam waktu dua tahun mendatang,” tutur Gubernur Ali Mazi.
Tidak hanya itu, Gubernur Ali Mazi memaparkan sejumlah capaian makro dalam tiga tahun pemerintahannya bersama Wagub Lukman Abunawas. Setidaknya, menurut Gubernur Ali Mazi, ada empat indikator terkait capaian pembangunan AMAN selama tiga tahun terakhir, yang disela oleh pandemi Covid-19.
Pertama, Pertumbuhan Ekonomi. Perekonomian Sultra sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 0,65 persen. Ini merupakan capaian terendah selama tiga tahun terakhir yang disebabkan oleh pandemi. Dalam lima tahun sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi Sultra selalu berada di atas rata-rata Nasional, dengan nilai di atas enam persen per tahun. Pandemi Covid-19 telah menghambat laju pertumbuhan semua lapangan usaha dan perekonomian Sultra, kecuali sektor informasi dan komunikasi. Hampir semua target pertumbuhan tidak tercapai.
Ekonomi Sultra pada Triwulan II Tahun 2021, berangsur pulih sehingga dapat tumbuh sebesar 4,21 persen, lebih tinggi dibanding capaian di Triwulan II Tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,59 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengadaan listrik dan gas sebesar 16,75 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 132,49 persen.
Indikator kedua, Gini Ratio. Ini merupakan parameter untuk melihat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk, atau dengan kata lain, tingkat pemerataan pendapatan penduduk. Koefisien Gini Ratio yang semakin mendekati nol menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk semakin rendah.
Gini Ratio Sultra per Maret 2021 sebesar 0,39. Diharapkan, dengan capaian Gini Ratio tersebut, akan terus menurun sehingga target di akhir periode mampu dicapai sebesar 0,38 poin. Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, maka tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sultra berada dalam kategori sedang.
Indikator ketiga, Angka Kemiskinan. Sejak pasangan AMAN dilantik, angka kemiskinan telah berhasil diturunkan dari 11,32 persen pada tahun 2018 menjadi 11 persen pada bulan Maret 2020. Namun dampak Covid-19 mengakibatkan persentasenya kembali meningkat pada bulan September 2020 yang mencapai 11,69 persen.
Selanjutnya, seiring dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor, pada Maret 2021 angka kemiskinan kembali mengalami penurunan yang mencapai 11,66 persen atau mencapai 318.700 orang. “Kondisi ini terjadi, salah satunya, disebabkan oleh banyaknya penduduk yang kehilangan pekerjaan serta rentan miskin, sehingga tidak dapat bertahan akibat ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan dasar,” kata Gubernur Ali Mazi.
Indikator keempat, Tingkat Pengangguran. Angka pengangguran terbuka di Sultra pada bulan Februari 2021 mencapai 4,22 persen. Kondisi ini mengalami penurunan 0,36 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2020. Perbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemi memicu kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian, kehutanan dan kelautan. Disusul sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan dengan serapan tenaga kerja mencapai 60 persen.
Secara total, perekonomian Sultra tahun 2020 menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 130,18 triliun rupiah atas dasar harga berlaku. Sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2010, mencapai Rp 93,45 triliun. Namun, angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 akibat pandemi. “Indikator-indikator tersebut memberikan pesan kepada kita semua bahwa dampak pandemi Covid-19 yang memukul pertumbuhan lapangan usaha, perlu dijawab dengan program dan kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat,” papar Gubernur Ali Mazi.
Dikatakan Gubernur Ali Mazi, perhatian terhadap implementasi lima program prioritas yang tercantum dalam perubahan RPJMD 2018-2023 perlu ditingkatkan lagi mulai perencanaan, penganggaraan hingga pelaksanaannya pada tahun-tahun yang akan datang. Gubernur Ali Mazi menegaskan, kemajuan pembangunan yang dicapai tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Untuk itu, Gubernur Ali Mazi menyampaikan ucapan terima kasihn kepada seluruh elemen yang telah mendukung sehingga penyelenggaraan pemerintahan, kebijakan pembangunan, dan pelayanan publik dapat terlaksana seperti yang disaksikan dan dirasakan saat ini.
Dukungan dan kekompakan juga dibutuhkan pemerintah daerah dari seluruh stakeholder yang ada termasuk masyarakat agar kegiatan pembangunan berjalan efektif. Khusus kepada seluruh organisasi perangkat daerah, Gubernur menginstruksikan agar melakukan langkah-langkah inovasi, berpikir dan bertindak cepat.
Kembali Gubernur Ali Mazi mengingatkan, bahwa saat ini Sultra berburu dengan waktu. Jika kita tidak bergerak cepat melakukan lompatan berpikir dan bekerja, maka pasti ketinggalan dan akan banyak program terbengkalai, yang akhirnya pembangunan tidak akan maksimal. Wagub Sultra Lukman Abunawas tidak bisa menyembunyikan rasa haru, saat didaulat menyampaikan sepatah kata pada Ekspos Tiga Tahun Pemerintahan AMAN. Wagub Lukman Abunawas berdiri berdampingan dengan Gubernur Ali Mazi di atas panggung, menyampaikan suka dan duka mengawali dan mewujudkan visi-misi Pembangunan Sultra.
Ditambahkan Wagub Lukman Abunawas, “dalam mendampingi Gubernur Ali Mazi, kami selalu berupaya mewujudkan visi-misi sesuai dengan apa yang diamanahkan pada kami sejak dilantik tiga tahun lalu: Membangun Sultra dengan Lima Pilar, yakni Sultra Cerdas, Sultra Sehat, Sultra Peduli Kemiskinan, Sultra Beriman dan Berbudaya.”
Tiga tahun memimpin Sultra bukan waktu yang singkat. Wagub Lukman Abunawas mengakui bahwa bersama Gubernur Ali Mazi, mereka telah melewati masa-masa berat dalam mengawal dan menjalankan pelayanan kepada masyarakat. “Bukan sekedar menyangkut perjuangan serta bagaimana melewati tantangan, tetapi seperti apa suka dan duka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di titik itu, siapapun pasti dapat merasakan adanya kekurangan dan kelebihan dalam diri kami,” ungkap Wagub Lukman Abunawas.
Pada kesempatan itu pula, Gubernur Ali Mazi pun secara resmi didapuk meluncurkan buku baru bertajuk Sang Arsitek Sultra Raya yang diterbitkan UHO Press. Buku tersebut berkisah tentang bagaimana seluruh program pembangunan itu direncanakan dan direalisasikan. Buku ini menjelaskan secara gamblang semua program pembangunan yang kini aktif dikerjakan Gubernur Ali Mazi. Gubernur Ali Mazi menyerahkan buku tersebut kepada Wagub Lukman Abunawas, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh, dan Bupati Kolaka Timur Hj. Andi Merya, S.IP.
Pada ekspos kali ini, dilakukan launching (peluncuran) sejumlah program dari Proyek Perubahan Peserta Diklat Kepemimpinan Nasional Tk. II Tahun 2021, di antaranya, aplikasi SAPA PRAJA, yang merupakan sistem yang dapat mempermudah Satuan Polisi Pamong Praja (SPPP) Prov. Sultra dalam menyelenggarakan kedisiplinan dan penegakan Protokol Kesehatan (Prokes).
Di dalam SAPA PRAJA merangkum layanan secara online; E-Surat Pelanggaran, Identifikasi Otomatis, Zonasi, dan Pengaduan Masyarakat. Aplikasi ini merupakan hasil inovasi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Sultra, La Ode Daerah Hidayat, S.Pd., M.Si. Proyek perubahan lainnya yang turut diluncurkan adalah PERAU GADIK atau Sistem Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan di Sultra. Aplikasi ini digagas dan diinisiasi oleh Kadis Dikbud Prov. Sultra Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D.
E-PENGENDALIAN juga menjadi salasatu produk yang turut diluncurkan. E-PENGENDALIAN merupakan kepanjangan dari Program Strategi dan Realisasi APBD yang dirancang oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda. Prov. Sultra, H. Beli H.T., SE., M.Si. Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Prov. Sultra, Ir. Andi Aziz, M.Si juga turut menghadirkan program perubahan bagi Sultra, yakni SULTRA MENYALA. Sistem ini merupakan program yang dibuat agar Sultra dapat menuju masyarakat yang aman, maju, sejahtera, dan bermartabat.
Sultra menyala dapat memberikan informasi terkini tentang kondisi ketenagalistrikan di Sultra dalam mendukung investasi, khususnya di industri pertambangan. Aplikasi ini memberikan informasi dengan mudah, cepat, dan valid bagi masyarakat, serta yang langsung dapat diakses melalui www.sultramenyala.com.
Juga diluncurkan dari Proyek Perubahan Sultra, yakni RUMAH IBADAH TANGGUH BENCANA (RITB). Program ini diinisiasi oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Sultra, Muhammad Yusuf, SE., M.Si. Program RITB adalah proyek yang dibuat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, utamanya dari tempat-tempat ibadah, karena masyarakat masih banyak yang tidak menerapkan Prokes.
Program RITB adalah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, utamanya dari tempat-tempat ibadah, karena masyarakat masih banyak yang tidak menerapkan Prokes. Program RITB berupaya agar tempat ibadah menerapkan Prokes. Pengelola masjid wajib melakukan vaksinasi Covid-19.
Program ini mendorong rumah-runah ibadah untuk menerapkan Prokes seperti menyediakan bilik disinfektan, tempat cuci tangan, dan hand sanitizer. Dari program ini tidak menutup kemungkinan, rumah ibadah dapat memberikan pelayanan bagi para jamaah/jamaat yang ingin melakukan vaksinasi.
Gubernur Ali Mazi terus menghimbau agar masyarakat mematuhi Prokes demi memutus penyebaran Covid-19. “Semua stakeholder harus mampu bergotong-royong, saling melindungi dari penyebaran virus Covid-19.”
Secara kelembagaan, BPBD Prov. Sultra pun melakukan Program RITB sebagai upaya agar tidak memicu hadirnya kluster baru dari tempat ibadah. Angka korban paparan Covid-19 salasatunya adalah ketidakinginan masyarakat mematuhi Prokes di rumah ibadah. Juga ikut diluncurkan adalah aplikasi E-OFFICE yang digawangi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Prov. Sultra, M. Ridwan Badallah, S.Pd., MM.
Semua program tersebut dapat diakses melalui laman www.sultraprov.go.id.
Program Sultra Cerdas Sukses di Tingkat Nasional, sesungguhnya perhatian Gubernur Ali Mazi dan Wagub Lukman Abunawas, juga sangat intens di bidang pembangunan pendidikan dan kebudayaan. Kecintaan kedua pemimpin pada kemajuan dunia pendidikan dan kebudayaan, diakui oleh Kadis Dikbud Prov. Sultra Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., dan hal tersebut tercermin dalam setiap kebijakan yang “pro education”.
Kualitas pendidikan Sultra terus ditingkatkan dengan menunjuk pimpinan lembaga di bidang pendidikan itu, dari sosok yang berlatar belakang dunia pendidikan yang mumpuni. Di sisi lain menjadikan dunia pendidikan sebagai salasatu perhatian khusus, dengan Program Sultra Cerdas, Pembangunan Sarana Pendidikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), hingga Pengangkatan Guru Honorer menjadi Guru Tidak Tetap dengan honorarium per bulan.
Pasangan AMAN, dalam tiga tahun kepemimpinannya, sangat banyak mewujudkan peningkatan dunia pendidikan. Program Sultra Cerdas yang memberikan bantuan pendidikan kepada mahasiswa diberbagai strata, mulai dari jenjang S1, Magister (S2) hingga program doktor (S3). “Kepada mahasiswa diberikan beasiswa Sultra Cerdas. Tidak hanya pada mahasiswa di dalam Sultra, tapi juga mahasiswa Sultra yang menempuh pendidikan di luar Sultra,” kata Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio.
Stimulan pendidikan berupa beasiswa yang diberikan melalui Program Sultra Cerdas itu bervariasi dan diberikan hanya satu kali. Sebelumnya, siswa dan mahasiswa yang menerima bantuan pendidikan melalui Program Sultra Cerdas itu, diberikan SK Gubernur, lalu dananya cair melalui rekening yang bersangkutan. Adapun beasiswa yang diberikan untuk Program Sarjana sebesar Rp7,5 juta, Program Magister (Rp15 juta), dan Program Doktoral (Rp30 juta).
Beasiswa tersebut hanya diberikan kepada mahasiswa Sultra yang punya prestasi dan masing-masing hanya satu kali atau satu tahun saja. Selanjutnya diberikan kepada mahasiswa Sultra lainnya. Selain memberikan beasiswa kepada mahasiswa, Program Sultra Cerdas, juga melakukan perluasan akses pendidikan, seperti membangun Unit Sekolah Baru (USB), dan Penambahan Ruang Kelas Baru atau Ruang Praktek di Sekolah melalui DAK. Untuk tahun 2020-2019 ke bawah, Program DAK ini dilakukan secara swakelola, namun di tahun 2021, DAK dikerjakan melalui kontraktual. “Artinya, ada pihak ketiga yang melakukan pekerjaan,” jelas Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio.
Selain program fisik dan pengadaan sarana pendidikan, Beasiswa Miskin juga diberikan sebagai bentuk perhatian Dinas Dikbud Prov. Sultra dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio menguraikan optimismenya bahwa, “pembangunan sarana dan prasarana, berdampak langsung pada peningkatkan mutu pendidikan, begitu juga kenyamanan siswa dan para guru. Pada tahun 2018, mutu pendidikan Sultra berada pada peringkat empat ke bawah di seluruh Indonesia. Kini berangsur membaik. Tahun 2019, Sultra berada di peringkat ke-17. Untuk tahun 2000 dan 2021, ranking tersebut belum dikeluarkan. Sultra bisa berada di peringkat sepuluh besar.”
Momen yang membekas diingatan, adalah saat Gubernur Ali Mazi dan Wagub Lukman Abunawas, sama-sama harus kehilangan para pendamping hidup yang sangat dicintai: (Almh.) Ny. Agista Ariyani dan (Almh.) Ny. Yati Lukman. Hari-hari berat dan penuh duka tersebut, dilalui kedua pemimpin Sultra ini dengan tabah dan saling menguatkan.
Seperti diketahui, Ny. Yati Lukman, istri Wagub Lukman Abunawas, wafat pada tanggal 27 Juni 2019, atau belum genap setahun mendampingi Bpk. Lukman Abunawas sebagai Wakil Gubernur Sultra. Dua setengah tahun berselang, persis di tanggal 13 Juli 2021, Ny. Agista Ariyani, istri Gubernur Ali Mazi, juga berpulang.
Wagub Lukman Abunawas dengan nada haru mendoakan (Almh.) Ny. Agista Ariany, sebagainana kerap dilakukan Gubernur Ali Mazi dan (Almh.) Ny. Agista Ariyani yang mendoakan (Almh.) Ny. Yati Lukman. Di hadapan publik Ekspos Tiga Tahun AMAN, Wagub Lukman Abunawas sekaligus menyampaikan ikrar setia akan mendampingi Gubernur Ali Mazi hingga akhir masa jabatannya.
“Saya akan setia mendampingi beliau (Gubernur Ali Mazi, red.) sebagai wakil beliau. Istri kami telah meninggalkan kami. Almarhumah Ibu Yati dan Ibu Agista. Mari kita doakan beliau berdua. Semoga kita bisa memetik hikmah di balik peristiwa ini,” ungkap Wagub Lukman Abunawas penuh kesedihan.
Gubernur Ali Mazi dan Wagub Lukman Abunawas kemudian saling menguatkan di panggung Ekspos Tiga Tahun AMAN. Hadirin yang menyaksikan peristiwa tersebut ikut tersedak keharuan, bahkan ada yang tak kuasa menahan tangis. (Adv)